KARATE IBARAT KOTAK P3K

karate ibarat kotak P3K, Mungkin anda bingung dengan judul yang saya tulis tadi ,Seperti kita ketahui bahwa kotak P3K adalah Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan yang Benda-benda yang wajib disediakan di dalam kotak P3K antara lain Perban berbagai ukuran, Kapas, Kain kasa steril, Kantung es, Plester selebar 2.5 cm (1 in), Termos air panas, dan lain-lain . Terus yang menjadi pertanyaan apa hubungannya kotak P3k dengan karate??
Saya mendapat pencerahan dari Sensei Rene E Soepardi pada saat mengikuti Gashuku yang di selenggarakan Asrama Embarkasi Haji Balikpapan KAL-TIM pada januari 2009. Bahwasannya Ilmu Karate ibarat Kotak P3k suatu keahlian beladiri yang harus kita siapkan , kita lengkapi sehingga kapan waktu bertemu dengan musuh kita sudah siap. logikanya ibarat kotak P3K harus selalu kita siapkan dan selalu ready jika sewaktu-waktu kita butuhkan , kita lengkapi isinya dan jika terjadi kecelakaan kita sudah siap dan jangan sampai ada kekurangan isi dalam kotak P3K tersebut sebagai contoh isi kotak sudah komplit tetapi perban dan obat merah tidak ada, jadi pas kita terkena pisau, silet atau lecet tidak bisa memberikan pertolongan pertama sehingga kadang berakibat fatal. Begitu pula dengan Karate semua tehnik sudah dipersiapkan tetapi masih ada kelemahan contohnya pukulan atau tendangan kanan /kiri kita kurang kuat dan terlatih , jadi pas ketemu musuh dalam keadaan terjepit dan cuma bisa melakukan gerakan yang ternyata belum bisa kita kuasai pukulan kanan / kiri kita, maka kadang kala berakibat fatal.
Maka dari itu kita harus persiapkan tehnik dan ketangkasan . kita lengkapi semua jika ada salah satu kelemahan kita harus latih terus menerus karena Cuma diri kita sendiri yang mengetahui kelemahan kita masing-masing. Asah gyaku tsuki , mai geri, mawashi , dll  sehingga jika sewaktu- waktu dibutuhkan sudah siap dan tinggal pakai saja Gichin Funakoshi mengatakan:
Pikiran dan teknik menjadi satu dalam karate. Mempelajari karate memerlukan waktu seumur hidup dan tak punya batasan. Masukkan karate dalam keseharianmu, maka kamu akan menemukan Myo (rahasia yang tersembunyi). Berpikirlah bahwa tangan dan kakimu adalah pedang. 
Jadi kalau sudah lengkap peralatan P3K kita kemana-mana akan tenang begitu juga dengan Karate jika tehnik dan ketangkasan kita sudah lengkap dan siap serta telah merasuk dalam jiwa kita, maka tidak ada lagi kekhawatiran yang ada adalah rasa percaya diri . tetapi ingat "tetap memegang teguh Sumpah karate." Akan tetapi biarpun kita punya kotak P3K yang lengkap kalau bisa jangan sampai digunakan, biarlah Kotak P3K itu menjadi hiasan dan pajangan. Begitu juga dengan Karate biarpun kita sudah jago dan mumpuni kalau bisa jangan sampai kita gunakan, kita latih kesabaran dan kita jiwai Sumpah Karate serta kita resapi dalam diri Filosofi karate tetapi jika benar-benar bertemu musuh yang tak bisa dihindari jangan pernah lari !! .


Karena gichin funakoshi mengatakan:
untuk mendapat seratus kemenangan dalam seratus pertarungan bukanlah kemampuan yang tertinggi. Untuk menaklukkan lawan tanpa bertarung adalah kemampuan yang tertinggi.
Semoga bermanfaat …. Salam karate .. OSH..!!


Bagikan

baca selengkapnya......

FILOSOFI KARATE

Karate sangat dipengaruhi oleh Filosofi yang harus di pahami dan di mengerti oleh para Sempai (pelatih/instruktur) maupun Kohai (siswanya). Agar mereka mencapai DO (jalan yang sebenarnya). Untuk mencapai DO maka para Karateka harus senantiasa memiliki REI (sikap saling menghormati) MEIKYO (berpikir positif), MUGA (berkosentrasi penuh) USHIN (melekat pada ajaran), SHUBAKU (senantiasa berhati lembut), TAI NO SEN (senantiasa memiliki inisiatif), dan KEIKO (rajin).

 Apabila filosofi dipraktekan maka akan lahir para Karateka yang disiplin, jujur, percaya diri, sehat dan kuat. Hal ini amat relevan bagi profil prajurit yang harus tanggap, tanggon dan trengginas. Bagi para Karateka yang telah menjiwai latihan Karate secara sungguh-sungguh melalui latihan yang terus menerus dan teratur akan menemukan MYO (rahasia yang tersembunyi) berupa lahirnya intuisi, kekuatan fisik dan spiritual yang terkadang tidak dapat dicerna dengan akal sehat seperti mampu memecah benda-benda keras (SHIWARI), SINKANG (melompat tinggi) dan memiliki kekuatan super sebagaimana yang dialami para leluhur beladiri Karate.

Benarlah apa yang diucapkan Gichin Funakoshi bahwa Tuhan telah menciptakan alam dan tubuh manusia dengan berbagai tujuan. Tetapi barang siapa yang menggunakan kepalan tangan tanpa tujuan yang mulia dan perhitungan yang matang maka ia akan kehilangan harga dirinya di hadapan Tuhan dan manusia.

Asal-usul karate berasal dari kempo alias seni beladiri tinju Cina (China Boxing)-diciptakan oleh Darma, Guru Budha yang Agung, manakala tengah bermeditasi di Biara Shorinji, Mt-Sung, Provinsi Henan, Cina (generasi Darma selanjutnya menyebut beladiri ini dengan nama Shorinji Kempo)-yang berakar di Okinawa melalui kontaknya dengan Cina pada medio abad ke-14. Pada abad itu, pengadilan Bakhuco (di bawah penguasa setempat) di Okinawa membuat larangan penggunaan senjata. Itulah sebabnya embrio beladiri karate muncul.

Adalah Matsumara Shukon (1797-1896)-seorang prajurit samurai dan pelindung Raja Soko Okinawa-yang berjasa melahirkan seni beladiri karate. Ia menciptakannya dengan menggabungkan unsur seni militer Jepang (bushido).Matsumara adalah pendukung adanya dua kebijakan : latihan militer (fisik) dan kesarjanaan (intelektualitas). Ia-lah anggota kelas berkuasa di Pulau Ryuku yang berjasa meletakkan pondasi dasar dan pengembangan ilmu karate. 

Gichin Funakoshi, penemu shotokan, mengemukakan suatu filosofi bahwa karate yang sesungguhnya adalah: dalam kehidupan sehari-hari, pikiran dan tubuh seseorang dilatih dan dikembangkan dalam kerendahan hati. Dan, pada sat-saat kritis, ia akan mengabdi seluruhnya pada keadilan.

Pemahaman terhadap karate digambarkan pula sebagai seni perang atau metode beladiri yang meliputi bermacam-macam teknik, termasuk bertahan, menyerang, mengelak, bahkan merobohkan. Latihan karate dapat dibagi menjadi tiga aspek : kihon (dasar), kata (bentuk), dan kumite (lakuan).

Kata karate merupakan kombinasi dari dua karakter (kata) Jepang: kara berarti kosong dan te yang berarti tangan. Maka karate dapat diartikan dengan tangan kosong. Ditambah sufiks (akhiran)-do (baca : doe), berarti cara. hakikatnya, seni beladiri karate merupakan suatu bentuk beladiri yang mengandalkan tangan kosong. Lahirnya karate sebagai seni beladiri diketahui pada abad ke-19. Jadi, karate-do menerapkan karate sebagai cara hidup yang lebih dari sekedar mempertahankan diri. Dalam karate-do tradisional, kita selalu diingatkan : musuh utama adalah diri kita sendiri.
Funakoshi mengatakan:

Pikiran dan teknik menjadi satu dalam karate.


Kita berusaha membuat teknik fisik kita sebagai ekspresi dari apa yang diinginkan pikiran kita, pun meningkatkan pemusatan pikiran kita dengan memahami inti dari teknik fisik. Dengan menyempurnakan gerakan karate, kita juga menyempurnakan jiwa dan mental.

Sebagai contoh, meniadakan gerakan dalam gerakan karate yang lemah dan ragu-ragu dapat membantu menghilangkan kelemahan dan keragu-raguan berpikir, begitu pula sebaliknya. Dengan makna itu, karate menjadi suatu cara hidup, dimana kita mencoba untuk menjadi orang yang kuat, tapi bahagia dan penuh kedamaian. Seperti yang dimaksud Tsutomu Ohshima, Kepala Instruktur (Shihan) Shotokan Karate America (SKA), Kita harus cukup kuat mengekspresikan pikiran kita terhadap lawan, kapan saja, dimana saja. Tapi, kita harus tenang mengekspresikan diri kita secara rendah hati.

Ada salah satu bentuk latihan karate yang unik dalam SKA. Latihan itu dinamakan latihan khusus, yaitu satu seri dari latihan karate dimana kita mencoba untuk menghadapi diri kita sendiri dan menyempurnakan mental dan jiwa kita.

20 Filosofi Karate Gichin Funakoshi

1. Karate diawali dengan pemberian hormat dan diakhiri dengan pemberian hormat pula.
2. Tak ada serangan pertama pada karate.
3. Karate merupakan alat pembantu dalam keadilan.
4. Pertama-tama, kontrol dirimu sebelum mengontrol orang lain.
5. Semangat yang utama, teknik kemudian.
6. Senantiasa siap untuk membebaskan pikiranmu.
7. Kecelekaan timbul lantara kecerobohan.
8. Janganlah berpikir bahwa latihan karate cuma bisa di dojo.
9. Mempelajari karate memerlukan waktu seumur hidup dan tak punya batasan.
10. Masukkan karate dalam keseharianmu, maka kamu akan menemukan Myo (rahasia yang tersembunyi).
11. Karate seperti air yang mendidih. Jika kamu tak memanaskannya secara teratur, ia akan menjadi dingin.
12. Janganlah kamu berpikir kamu harus menang, tapi berpikirlah bahwa kamu tidak boleh kalah.
13. Kemenangan tergantung pada keahlianmu membedakan titik-titik yang mudah diserang dan yang tidak.
14. Pertarungan didasari oleh bagaimana kamu bergerak secara hati-hati dan tidak (bergerak menurut lawanmu).
15. Berpikirlah bahwa tangan dan kakimu adalah pedang.
16. Jika kamu meninggalkan rumah, berpikirlah bahwa kamu memiliki banyak lawan yang menanti. Tingkah lakumulah yang mengundang masalah bagi mereka.
17. Pemula harus menguasai postur dan cara berdiri, posisi tubuh yang alami untuk yang lebih ahli.
18. Berlatih kata adalah satu hal, terlibat dalam pertarungan sungguhan adalah hal lain.
19. Jangan lupa secara tepat memperagakan kelebihan dan kekurangan dari kekuatan, peregangan dan kontraksi dari tubuh, serta cepat lambatnya teknik.
20. Selalu berpikir dan berusahalah menemukan cara untuk hidup dengan aturan-aturan di atas setiap hari.


Murid Gichin Funakoshi yg terkenal


1. Hironori Ohtsuka (1892-1982), pendiri Wado-Ryu
2. Shinken Taira ( 1897-1970), pendiri Ryuku-Kobudo
3. Yasuhiro Konishi
4. Isao Obata
5. Gigo Funakoshi (1906-1945)
6. Shigeru Egami (1912-1981), Shotokan
7. Masatoshi Nakayama (1913-1987), Shotokan JKA
8. Masutatsu Oyama (1923-1994), pendiri Kyoyushin-Ryu
9. Hidetaka Nishiyama, Shotokan ITKF
10. Hirokazu Kanazawa (1921- sekarang), Shotokan SKIF
11. Tsutomu Okazaki
12. Takeshi Shimoda
13. Shinken Gima
14. Kimo Ito
15. Genshin Hironishi
16. Taiji Kase
17. Hiroshi Noguchi
18. Tomasaburo Okano
19. Fusajiro Takagi
20. Masamoto Takagi
21. Tasuo Yamada
Bagikan

baca selengkapnya......